1. SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL

Tanggal 20 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Jika kita menilik balik sejarah, penetapan tanggal ini bertepatan dengan hari kelahiran organisasi perjuangan modern pertama Indonesia, yakni Budi Utomo. Budi berarti karakter, akhlak; sedangkan Utomo artinya terpuji. Kaum terdidik Indonesia di masa itu memilih nama Budi Utomo dalam bahasa Melayu, bukan bahasa Jawa. Hal ini menandakan semangat persatuan Indonesia. Kaum cerdik cendekia sadar bahwa perjuangan demi mewujudkan kemerdekaan harus dilakukan bersama, dan perjuangan itu tidak boleh hanya memakai otot, tetapi harus dengan otak.

Adalah seorang dokter, namanya Wahidin Soedirohoesodo, yang memulai pergerakan Budi Utomo. Sang dokter ini begitu peduli dengan pendidikan. Ia berkeliling Pulau Jawa menghimpun dana untuk membiayai pelajar-pelajar yang pintar, tetapi berasal dari keluarga miskin. Pertemuan Wahidin dengan tiga pelajar Stovia, sekolah kedokteran di Batavia (Jakarta), yaitu Sutomo, Gunawan Mangun Kusumo, dan Suraji, menggumpalkan semangat dan gagasan untuk membentuk sebuah organisasi pergerakan nasional. Lingkup perjuangannya pun tidak terbatas pada soal pendidikan, tetapi terkait juga dengan soal-soal pertanian, peternakan, perniagaan, sampai kesenian. Maka, pada 20 Mei 1908 terjadilah pertemuan akbar kaum pemuda Indonesia yang dipersiapkan secara swadaya oleh para penggagas dan pendukungnya, dan disitulah lahir organisasi pergerakan nasional pertama yang bernama Budi Utomo.

  • PERAN PENTING PENDIDIKAN DALAM KEBANGKITAN NASIONAL

Sampai dengan saat ini gelorah dan semangat tersebut masih kita rasakan. Kita dituntut untuk mempertahankan kemerdekaan dengan berbagai cara dan upaya yang positif. Sebagai pendidik misalnya kita dituntut untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab yang kita terima secara profesional. Sebagai pendidik kita harus mampu membuktikan bahwa kita melalui karya kita yaitu mencerdaskan anak bangsa bisa membangkitkan bangsa dari keterpurukan keadaan. Kita hendaknya mengisi kemerdekaan dengan semangat juang yang tinggi dan berdedikasi penuh dalam menjalankan setiap usaha dan tugas pelayanan kita.  Sebagai siswa kita dituntut untuk bangkit melawan faktor kemalasan yang menghambat setiap proses dan usaha kita dalam upaya mempertahankan kemerdekaan. Siswa merupakan kaum terdidik dan terpelajar yang memiliki peran penting dalam membangun serta mempertahankan Kebangkitan Nasional. Mereka merupakan agen penting dalam membangun semangat Kebangkitan Nasional. Pelajar dan generasi muda harus memaknai Hari Kebangkitan Nasional dengan bangkit untuk mencapai prestasi yang gemilang. Dengan kata lain, harus bangkit dari keterpurukan dan menyongsong masa depan dengan memperbaiki, meningkatkan, atau mempertahankan prestasi yang sudah ada. Selain itu, pelajar dan generasi muda juga harus bisa menjawab tantangan di zaman yang serba canggih ini, bisa mengikuti perkembangan teknologi dan turunannya. Begitu juga dengan kemajuan pembangunan fisik berupa sekolah dan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sampai pelosok daerah, menandakan pesan kebangkitan nasional di bidang pendidikan mulai tercapai. Momen Hari Kebangkitan Nasional harus menjadi bahan renungan bagi generasi muda. Karena yang dinamakan “bangkit” di sini adalah mencapai seluruh aspek kehidupan, baik dari sisi pendidikan, ekonomi, mental, sosial dan budaya, serta banyak hal lainnya yang mendukung untuk tercapainya kemajuan bangsa.

Melalui makna Hari Kebangkitan Nasional, generasi penerus bangsa diharapkan dapat menangkap makna dan semangat kebangsaan yang telah dinyalakan oleh para pendahulu bangsa. Sehingga generasi penerus bangsa dapat mengembangkan berbagai upaya untuk mengatasi tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa kini dan masa depan.

Pendidikan dan kebangkitan memiliki peran strategis yang saling terkait satu sama lain, bahwasannya pendidikan yang berkualitas bisa menghasilkan generasi cerdas dan berjiwa pemimpin yang akan menghantarkan kebangkitan kita sebagai sebuah bangsa yang besar. Kebangkitan pastinya akan mengantarkan kita pada pendidikan yang gemilang. Lebih lanjut dikatakan bahwa makna kebangkitan atau bangkitnya seseorang atau suatu bangsa tergantung pada pemikirannya tentang hidup, alam semesta, dan manusia, serta hubungan ketiganya dengan sesuatu yang ada sebelum alam kehidupan, dan sesudah kehidupan dunia. Agar manusia suatu bangsa mampu bangkit harus ada perubahan mendasar dan menyeluruh terhadap pemikiran manusia suatu bangsa saat ini, sebab pemikiranlah yang membentuk dan memperkuat persepsi terhadap segala sesuatu.

Kemajuan dan kesejahteraan itu bukan untuk Jawa saja, atau soal Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Timor, Maluku, dan Papua secara terpisah-pisah. Akan tetapi, ini tentang Indonesia kita, yang harus kita majukan negara dan bangsanya, dan sehatkan seluruh warga negara tanpa pandang bulu, mulai dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Rote. Semangat persatuan dan kerja sama antarwarga dan daerah serta golongan inilah yang harus terus kita kedepankan demi Indonesia raya yang jaya.

Bangkitlah Indonesiaku!

~ ARIS SEPTIAN RAHMAT I.., S.Pd. ~

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *