Peristiwa Isra Mi’raj merupakan salah satu momentum bersejarah yang memiliki makna mendalam bagi umat Islam di seluruh dunia. Perjalanan suci Nabi Muhammad SAW yang terjadi pada malam 27 Rajab ini menjadi bukti nyata kebesaran Allah SWT dan kedudukan istimewa yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW sebagai utusan-Nya. Peristiwa ini tidak hanya menjadi catatan sejarah semata, tetapi juga membawa berbagai hikmah dan pelajaran yang masih sangat relevan untuk kehidupan umat manusia hingga saat ini.

  Isra Mi’raj terdiri dari dua peristiwa utama yang terjadi dalam satu malam. Isra merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekah menuju Masjidil Aqsa di Yerusalem. Sementara Mi’raj adalah perjalanan vertikal dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha, menembus tujuh lapis langit. Kedua perjalanan ini dilakukan dalam waktu yang sangat singkat, kurang dari semalam, sebuah hal yang mustahil bila diukur dengan kemampuan manusia dan teknologi pada masa itu.

  Dalam perjalanan Isra, Nabi Muhammad SAW mengendarai Buraq, seekor kendaraan surgawi yang memiliki kecepatan luar biasa. Sosok Buraq digambarkan sebagai makhluk yang memiliki sayap dan dapat bergerak secepat kilat, dengan satu langkah sejauh mata memandang. Ini menunjukkan bahwa kekuasaan Allah SWT melampaui batasan-batasan fisika dan logika manusia yang kita kenal saat ini. Setibanya di Masjidil Aqsa, Nabi Muhammad SAW bertindak sebagai imam dalam shalat berjamaah yang diikuti oleh para nabi terdahulu. Peristiwa ini menegaskan kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin para nabi dan rasul, sekaligus menggarisbawahi kesinambungan ajaran tauhid yang dibawa oleh seluruh utusan Allah SWT sejak Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW.

  Perjalanan dilanjutkan dengan Mi’raj, di mana Nabi Muhammad SAW menembus tujuh lapis langit. Di setiap lapisan langit, beliau bertemu dengan para nabi terdahulu. Di langit pertama, beliau bertemu Nabi Adam AS, di langit kedua bertemu Nabi Isa AS dan Nabi Yahya AS, di langit ketiga bertemu Nabi Yusuf AS, di langit keempat bertemu Nabi Idris AS, di langit kelima bertemu Nabi Harun AS, di langit keenam bertemu Nabi Musa AS, dan di langit ketujuh bertemu Nabi Ibrahim AS. Puncak dari perjalanan Mi’raj adalah ketika Nabi Muhammad SAW mencapai Sidratul Muntaha dan menerima perintah shalat lima waktu langsung dari Allah SWT. Awalnya, perintah yang diterima adalah shalat sebanyak 50 kali dalam sehari. Namun, atas saran dan nasihat dari Nabi Musa AS, Nabi Muhammad SAW beberapa kali menghadap Allah SWT hingga akhirnya ditetapkan menjadi lima kali sehari dengan pahala setara 50 kali.

  Peristiwa Isra Mi’raj mengajarkan kita untuk tidak membatasi keyakinan hanya pada hal-hal yang dapat dijangkau oleh logika manusia semata. Kedua, penetapan shalat lima waktu melalui perjalanan yang sedemikian luar biasa menunjukkan betapa pentingnya ibadah ini dalam kehidupan seorang muslim. Shalat bukan sekadar ritual ibadah, tetapi merupakan sarana komunikasi langsung antara hamba dengan Penciptanya, yang dapat memberikan ketenangan dan kekuatan spiritual dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

  Pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan para nabi terdahulu memperlihatkan bahwa ajaran Islam merupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari ajaran-ajaran sebelumnya. Hal ini mengajarkan kita untuk menghormati keragaman dan menjaga persatuan umat manusia, karena pada dasarnya semua ajaran para nabi bersumber dari Allah SWT. Proses “negosiasi” dalam penetapan jumlah shalat menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang memperhatikan kemampuan dan kesanggupan umatnya. Allah SWT Maha Pengasih dan tidak membebani hamba-Nya melebihi kemampuannya. Ini mengajarkan kita untuk selalu optimis dalam menjalankan perintah agama. Ketika Nabi Muhammad SAW kembali ke Mekah dan menceritakan pengalaman beliau, banyak yang meragukan dan mengolok-olok. Namun, Abu Bakar As-Siddiq langsung membenarkan tanpa keraguan, yang kemudian mengukuhkan gelarnya sebagai As-Siddiq (yang membenarkan). Ini mengajarkan kita tentang nilai kesetiaan, kepercayaan, dan pentingnya dukungan dalam perjuangan menegakkan kebenaran.

  Dalam memperingati Isra Mi’raj, berbagai kegiatan dapat dilakukan untuk mengambil hikmah dan pelajaran dari peristiwa agung ini. Menghadiri pengajian dan ceramah tentang Isra Mi’raj dapat memperdalam pemahaman kita. Meningkatkan kualitas ibadah, terutama shalat lima waktu, menjadi bentuk pengamalan konkret dari peristiwa ini. Berbagi dengan sesama dan memperkuat silaturahmi juga merupakan cara positif untuk memperingati momentum ini.

Sebagai generasi muda Muslim yang keren, gimana sih cara merayakan Isra Mi’raj yang meaning full? Here’s some ideas:

  1. Update Your Knowledge
  2. Ikuti kajian-kajian tentang Isra Mi’raj, baik offline maupun online
  3. Baca dan pelajari sejarahnya dari sumber-sumber terpercaya
  4. Diskusi bareng teman-teman tentang hikmah di balik peristiwa ini
  5. Level Up Your Ibadah
  6. Tingkatkan kualitas shalat lima waktu
  7. Tambah ibadah sunnah
  8. Perbaiki akhlak dan attitude sehari-hari
  9. Share The Knowledge
  10. Bagikan ilmu yang udah dipelajari ke media sosial
  11. Ajak teman-teman untuk sama-sama menghayati makna Isra Mi’raj
  12. Bikin konten kreatif tentang Isra Mi’raj yang edukatif

  Peristiwa Isra Mi’raj juga mengajarkan kita untuk tidak mudah putus asa. Seperti halnya perjalanan Nabi Muhammad SAW yang penuh mukjizat, kita pun harus yakin bahwa Allah SWT selalu memiliki rencana terbaik untuk hamba-Nya yang bertakwa. Kesulitan dan tantangan yang kita hadapi hendaknya dilihat sebagai proses pendewasaan diri dan peningkatan kualitas keimanan.

  Di era digital dan global seperti sekarang, nilai-nilai Isra Mi’raj tetap relevan dan dapat menjadi pedoman dalam menghadapi berbagai perubahan dan tantangan zaman. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, yang memungkinkan manusia melakukan perjalanan cepat dan komunikasi instan, sejatinya semakin mempertegas kebesaran Allah SWT sebagaimana diperlihatkan dalam peristiwa Isra Mi’raj. Sebagai penutup, peringatan Isra Mi’raj hendaknya tidak sekadar menjadi ritual tahunan, tetapi benar-benar dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Melalui pemahaman yang mendalam tentang peristiwa ini, diharapkan kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dekat dengan Allah SWT.

SEMOGA BERMANFAAT

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *